BERITAHUDOTID - Situasi di Haiti semakin buruk dengan peningkatan kekuasaan geng-geng setelah jatuhnya pemerintahan. Koalisi geng terbesar, Viv Ansanm, kini menguasai lebih dari 85% wilayah Port-au-Prince, ibu kota Haiti. Setiap hari terjadi baku tembak antara geng dan kepolisian, membuat warga terjebak karena bandara ditutup. Satu-satunya cara keluar adalah melalui helikopter atau perahu.
Mantan perdana menteri Claude Joseph menyatakan bahwa situasi ini tidak dapat dipertahankan dan ada risiko kehilangan kontrol atas Port-au-Prince. Geng-geng juga mengepung kantor Digicel, perusahaan seluler utama yang penting bagi akses internet. Seorang pakar keamanan memperingatkan bahwa jika Digicel tidak berfungsi, negara akan terputus.
Geng-geng menggunakan sistem satelit Starlink untuk berkomunikasi dan mengawasi pelabuhan, juga melakukan pemerasan terhadap pengemudi. PBB melaporkan lebih dari 1. 000 orang tewas dan 60. 000 orang mengungsi dalam dua bulan terakhir. Sekolah-sekolah sebagian besar ditutup, dan kolera menyebar di tengah krisis ini. AS telah menetapkan Viv Ansanm sebagai kelompok teroris, memungkinkan penegakan hukum yang lebih ketat.
Narasumber https://beritahudotid.blogspot.com/