BERITAHUDOTID - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) Indonesia menduduki posisi ke-12 di dunia, dengan nilai sebesar 255,96 miliar dolar AS pada tahun 2023, meningkat 36,4 persen dibanding tahun 2022. Capaian ini mencerminkan pentingnya sektor industri pengolahan dalam perekonomian Indonesia. Dengan nilai MVA yang jauh lebih tinggi, Indonesia mengungguli negara-negara ASEAN seperti Thailand dan Vietnam.
Menperin menjelaskan bahwa industri manufaktur Indonesia memiliki struktur yang kuat dari hulu ke hilir, berkontribusi positif bagi perekonomian. MVA Indonesia terus meningkat sejak 2019 hingga 2023, kecuali saat pandemi Covid-19. Untuk mempertahankan tren positif ini, diperlukan kebijakan yang mendukung bisnis dan investasi.
Rata-rata MVA dunia adalah 78,73 miliar dolar AS, sementara rata-rata MVA Indonesia dari tahun 1983 hingga 2023 adalah 102,85 miliar dolar AS. Menperin menganggap pencapaian ini adalah hasil dari kebijakan industrialisasi yang fokus pada hilirisasi dan pemanfaatan teknologi.
Sektor manufaktur menyumbang 18,67 persen terhadap PDB Indonesia, menjadikannya penyumbang terbesar. Sektor ini berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, serta memiliki potensi besar untuk memperluas pangsa pasar global melalui peningkatan ekspor produk bernilai tambah.
Menperin juga menekankan pentingnya strategi Kementerian Perindustrian dalam mencapai Making Indonesia 4. 0, memperkuat industri dalam negeri, dan membangun ekosistem industri yang berkelanjutan.
Narasumber https://beritahudotid.blogspot.com/