Minggu, 18 Februari 2024

Prabowo Jadi Bahan Penelitian Genosida Yale University, Mengulik Kasus Pembantaian di Timor Timur

Prabowo Jadi Bahan Penelitian Genosida Yale University, Mengulik Kasus Pembantaian di Timor Timur

 

Prabowo Subianto, calon presiden yang potensial dalam Pemilu 2024, telah menjadi objek studi terkait genosida oleh salah satu universitas terkemuka di dunia, Yale University. Dalam situs Program Studi Genosida Yale University, identitas Prabowo Subianto terpampang jelas, termasuk tanggal lahirnya pada 17 Oktober 1951 dan nama ayahnya, Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo. Prabowo juga dikenal sebagai mantan menantu dari presiden kedua Indonesia, Soeharto. Namun, pihak Yale University juga menyoroti dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Prabowo Subianto, terutama terkait dengan kasus yang terjadi di Timor Timur pada tahun 1991.

Menurut publikasi Yale University yang dilihat oleh Pikiran-Rakyat.com pada Jumat, 16 Februari 2024, Prabowo Subianto dianggap memiliki peran yang signifikan dalam insiden kekerasan di Timor Timur. Meskipun jabatannya saat itu sebagai Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara ke-17 Kostrad tidak secara resmi berkaitan dengan Timor Timur, namun Prabowo Subianto disebut tetap aktif di Dili.

Publikasi tersebut menyebutkan bahwa Prabowo sering terlihat di Dili pada akhir Oktober 1991, sebelum terjadi penembakan pada 28 Oktober terhadap dua orang di Gereja Motael. Namun, pada hari-hari menjelang 12 November 1991, saat terjadi pembantaian Santa Cruz, Prabowo tidak terlihat di Dili. Kehadirannya kembali terasa saat Utusan Khusus PBB Amos Wako melakukan investigasi atas korban pembantaian Santa Cruz.

https://beritahudotid.blogspot.com/

Selama periode 1989-1991, militer melakukan kampanye untuk menangkap pemimpin Fretilin Xanana Gusmao dan mencegah protes saat kunjungan Paus. Banyak warga Timor ditangkap, dipenjara, dan disiksa. Publikasi tersebut menambahkan bahwa Prabowo secara pribadi terlibat dalam kekerasan terhadap Idelfons Araujo, termasuk mematahkan kaki dan giginya.

Theo Sjafei, yang menjabat sebagai Komandan Kolakops pada 1992-1993, mengidentifikasi pembantaian Santa Cruz dan mengklaim bahwa pelaksanaan dilakukan oleh komandan di bawahnya. Pria tersebut adalah Sjafrie, seperti yang disebutkan dalam Bakti Kasih Kristiani pada 8-9 Juni 1998.

Publikasi Yale University juga menyebut bahwa Prabowo memiliki hubungan langsung dengan milisi Besi Merah Putih, salah satu kelompok milisi yang brutal. Kelompok ini dilatih di pangkalan Kopassus dekat Bogor, Jawa Barat, yang merupakan basis Prabowo. Kelompok ini beroperasi di sekitar Dili dengan dukungan dari kepala distrik Liquica, Leoneto Martins, yang diangkat sebagai anggota kehormatan Kopassus oleh Prabowo.

Tidak hanya itu, penelitian Yale University juga membahas asosiasi Prabowo dengan berbagai tokoh militer dan pasukan. Ada kerja sama yang erat antara perwira dan pasukan yang telah bekerja bersama selama bertahun-tahun. Dalam konteks ini, beberapa komandan pasukan di Timor Timur memiliki hubungan langsung dengan Prabowo Subianto, baik secara personal maupun melalui kesamaan latar belakang dan pendidikan.

Penelitian ini juga menyoroti hubungan Prabowo dengan Wiranto, yang menjadi Panglima Angkatan Pertahanan dan Menteri Pertahanan pada Maret 1998. Wiranto memerintahkan penyelidikan terhadap Prabowo terkait dengan praktik yang tidak pantas selama kerusuhan Mei dan hilangnya sejumlah mahasiswa pembangkang pada April di Jakarta. Prabowo kemudian diberhentikan dari tentara.

Kisruh politik antara Prabowo dan Wiranto memunculkan permusuhan pribadi yang memengaruhi dinamika kekuasaan di elite Jakarta. Terdapat juga klaim bahwa kegiatan milisi terkait dengan hal ini, karena Prabowo memiliki loyalitas lama dari Mayor Jenderal Zacky Anwar, arsitek rencana untuk merekrut, mempersenjatai, dan melatih milisi pro-Indonesia di semua kabupaten di Timor Timur.

Publikasi Yale University juga mencatat bahwa tidak ada faksi TNI yang berbeda dalam politik atau filsafat. Keduanya adalah militer garis keras yang bertujuan untuk ambisi pribadi. Klaim-kalim ini memberikan gambaran tentang peran Prabowo Subianto dalam dinamika politik dan kekerasan yang terjadi di Timor Timur pada periode tersebut.

Sebagai kesimpulan, tudingan-tudingan yang menghantui Prabowo Subianto, baik terkait dengan kekerasan di Timor Timur maupun hubungannya dengan militer dan milisi, menimbulkan pertanyaan serius tentang rekam jejaknya sebagai seorang pemimpin dan figur politik. Penelitian Yale University menjadi salah satu referensi yang membuka pandangan tentang latar belakang dan kontroversi yang melingkupi Prabowo Subianto.